A. TEORI DASAR
Dalam bidang elektronika seringkali diperlukan suatu
komponen yang mengalirkan arus jika diberi beda potensial pada satu arah
(Forward Bias) dan sebaliknya tidak mengalirkan arus jika diberi beda potensial
pada arah yang berlawanan (Reverse Bias). Komponen yang memiliki karakteristik
tersebut adalah DIODA.
Untuk tegangan yang tidak terlalu tinggi orang banyak
menggunakan dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor (dalam hal ini
germanium dan silicon). Sedangkan untuk tegangan tinggi digunakan dioda vakum.
Dalam percobaan ini kita menyelidiki sifat-sifat dari penggunaan dioda dari
bahan semikonduktor saja.
Dioda merupakan komponen elektronika yang terbuat dari 2
lapisan semikonduktor yang berbeda jenis dopingnya (lapisan N dan P). Simbol
dari dioda seperti terlihat pada gambar 2.1.
Dioda akan mengalirkan arus bila diberi beda potensial
dimana kaki anoda lebih positif dari katoda dan tidak akan mengeluarkan arus
jiak sebaliknya yaitu kaki anoda lebih negatif dari katoda
Diatas adalah lambang skematik dari dioda. Sisi p disebut
anoda dan sisi n disebut katoda. Dalam pembuatan sirkuit dioda, dioda dapat
dibalik-balik sisinya sehingga dalam sirkuit dioda ada yang namanya dioda
forward dan dioda reverse. Pada dioda forward sisi p terhubung kepada terminal
positif dari baterai dan sisi n terhubung ke terminal negatif dari baterai.
Sementara untuk dioda reverse dipasang berkebalikan dari dioda reverse yaitu
sisi p terhubung ke terminal negatif dan sisi n terhubung ke sisi positif.
Dalam dioda ada yang namanya tegangan lutut yaitu tegangan
dimana jika arus telah tegangan ini arus tersebut akan meningkat secara cepat.
Tegangan lutut sama saja dengan tegangan penghalang karena menghalangi jalannya
arus dan tegangan. Analisis dari sirkuit dioda biasanya digunakan untuk untuk
menentukan apakah tegangan dioda lebih banyak atau lebih sedikit dari tegangan
lutut. Jika lebih, dioda akan mudah mengkonduksi. Jika kurang, dioda akan sulit
mengkonduksi. Tegangan lutut dari dioda silicon adalah:
VK = 0,7 V
Perhitungan menggunakan tegangan lutut ini disebut
pendekatan kedua Karena nilai tegangan lutut dimasukkan dalam perhitungan
analisis rangkaian. Dalam beberapa aplikasi mengguanakan dioda, digunakan dioda
germanium Karena tegangan lutut dari dioda germanium mendekati 0,3 V sehingga
ada keuntungan dan perhitungan tersendiri dalam menggunakannya.
Pada dioda, selain tegangan lutut ada yang namanya
hambatan bulk, yaitu jumlah dari hambatan area p dan hambatan area n.
Dirumuskan sebagai berikut:
RB = RP + RN
Hambatan bulk tergantung pada besar dari area p dan area
n, dan seberapa banyak p dan didoping. Biasanya hambatan bulk kurang dari 1 W.
Pada analisis rangkaian, digunakan pada pendekatan ketiga.
B. JENIS DIODA DAN PENGGUNAANNYA
}
Dioda Silikon untuk penyearah arus,
pengaman tegangan kejut. IN4001,IN4007,IN5404
}
Dioda Zener untuk mengatur tegangan
zener 6,2 volt , zener 3,2 volt
}
Dioda Bridge untuk penyearah
gelombang penuh pada rangkaian catu daya. B40C800, Kiprox pada kendaraan
bermotor
}
LED (Light Emitting Dioda) sebagai
lampu indikator.*konsumsi arus rendah 5mA,long life time (1,5 – 3 V)
C. TAHANAN DIODA
- Tahanan statik R dari dioda didefinisikan sebagai
perbandingan V/I dari tegangan arus. Di setiap titik dari karakteristik
volt-ampere dari dioda tahanan R sama dengan kebalikan dari kemiringan dari
garis yang menghubungakn titik operasi dengan pangkal. Tahanan statik akan
banyak berubah dengan V dan I, dan tidak merupakan parameter yang berguna.
Sifat-sifat penyearah dari satu dioda diberikan dalam lembaran spesifikasi
dari pabrik dengan memberikan maksimum tergangan ke depan VF
yang diperlukan untuk mencapai arus depan IF dan juga arus
balik maksimum IR untuk suatu tegangan balik VR Nilai-nilai
khas dari dioda silikon epitaksial planar adalah VF = 0,8 V
pada IF = 10 mA (bersesuaian dengan RF = 80 Ω) dan IR
= 0,1 μA pada VR = 50 V (bersesuaian dengan RR = 500
M).
- Karakteristik dioda yang sebagian-sebagian linier. Pendekatan sinyal besar, yang sering kali cukup teliti
untuk penyelesaian soal-soal keteknikan, adalah perumusan
sebagian-sebagian linier untuk karakteristik dioda semikonduktor
ditunjukkan dalam Gambar 3-9. Titik patahnya tidak di pangkal dan oleh karenanya
Vγ disebut juga tegangan ambang atau penyimpangan.
Gambar 3-9
- Dioda akan bekerja sebagai suatu rangkaian terbuka, bila
V < Vγ,
- Sebaliknya akan berkerja sebagai rangkaian tertutup dan
mempunyai kenaikan tahanan r = dV/dI yang tetap, bila V > Vγ. (r juga
dinyatakan dengan Rf dan disebut tahanan maju).
- Pendekatan untuk ayunan arus sampai 50 mA menghasilkan
harga-harga sebagai berikut; germanium Vγ = 0,3 V, Rf = 6 Ω: silikon Vγ =
0,65 V, Rf = 5,5 Ω
D. KAPASITANSI CT DARI MUATAN
RUANG ATAU TRANSISI
- Prategangan balik menyebabkan pembawa mayoritas bergerak
memenuhi persambungan, dengan demikian menghasilkan muatan-muatan yang
tidak lincah. Oleh karena itu ketebalan lapisan muatan ruang di
persambungan bertambah dengan kenaikan tegangan balik. Hal ini dipandang
dengan efek kapasitif. Kita dapat mendifinisikan kenaikan kapasitansi CT
dengan
Dimana dQ adalah kenaikan muatan disebabkan oleh perubahan tegangan dV.
Akibat devinisi ini perubahan tegangan dV dalam waktu dt, menghasilkan arus i =
dQ/dt, diberikan oleh
- Oleh karena itu pengetahuan tentang CT
penting dalam memandang sebuah dioda (atau transistor) sebagai elemen
rangkaian. Besarnya CT disebut kapasitansi daerah transisi,
daerah pengososngan, muatan-ruang atau barier.
- Persambungan berubah-mendadak. Pandang suatu persambungan dengan perubahan mendadak
dari ion akseptor di satu pihak ke ion donor di pihak yang lain.
Persambungan seperti ini secara eksperimental dibentuk dengan misalnya
menempatkan indium, yang bervalensi tiga menempel pada pada germanium
tipe-n dan memanaskan sistem tersebut pada temperatur tinggi dalam waktu
yang pendek. Sedikit indium larut dalam germanium dan germanium tipe-n
menjadi tipe-p dipersambungan campuran (alloy) atau paduan (fusion).
Kerapatan ion Akseptor NA tidak perlu sama dengan ion takmurnian donor.
Bahkan seingkali lebih menguntungkan untuk mempunyai persambungan uang
tidak simetrik. Gambar 3-10 menunjukkan rapat muatan sebagai fungsi dari
jarak dari suatu persambungan campuran, dimana rapat takmurnian akseptor
dianggap jauh lebih besar dari konsentrasi donor. Oleh karena muatan total
harus sama dengan nol, maka
NAWp = NDWn
Gambar 3-10
- Apabila NA>>ND, maka WP
<< WN ≈ W. Hubungan antara potensial dan rapat muatan
diberikan oleh persamaan (3-1)
Garis-garis gaya listrik dimulai dari donor ion positif dan berakhir pada
yang negatif . oleh karena itu tidak ada garis gaya ke sebelah kanan dari x = WN
dari Gambar 3-10 dan ε = - dV/dx = 0 di x = Wn ≈ W.
- Dioda Varactor. Makin besar
tegangan baliknya, semakin besar/lebar muatan ruang W, dan oleh karenya CT
semakin kecil. Dengan jalan yang sama, untuk kenaikan prategangan maju (Vd
positif) W berkurang dan CT naik.
Gambar 3-12
- Kapasitas persambungan p-n berprategangan balik, yang
berubah dengan tegangan, bermanfaat dalam sejumlah rangkaian. Salah
satunya penalaan (tunning) rangkaian resonan LC dengan mempergunakan
tegangan. Pemakaian yang lain adalah rangkaian jembatan yang dapat membuat
keseimbangan sendiri (self-balancing) dan penguat yang khusus, yang
disebut penguat parameterik.
- Dioda yang dibuat kusus untuk pemakaian-pemakaian
tersebut, yang didasarkan pada kapasitansi yang berubah dengan tegangan
disebut varaktor, varikap atau voltakap. Suatu model rangkaian dari
sebuah dioda varactor dengan prategangan balik diperlihatkan dalam Gambar
3-13. Tahanan Rs tahanan seri ohmik dari dioda. Nilai-nilai khas (typical)
bagi CT dan Rs adalah 20pF dan 8,5 Ω, untuk prategangan balik
sebesar 4 V. Tegangan balik dioda Rr paralel dengan CT biasanya
besar (> 1M) dan karenannya biasanya di abaikan.
- Kapasitansi transisi atau pengosongan, yang diperlukan
dalam rangkaian-rangkaian untuk bentuk gelombang cepat atau frekuensi
tinggi, harus sekecil mungkin. Ini disebabkan karena dioda didorong ke
dalam keadaan berprategangan balik, bila diperlukan untuk menahan
transmisi suatu sinyal. Akan tetapi, apabila kapasitansi barier CT cukup
besar, arus yang harus ditahanoleh konduktans yang rendah dari dioda
berprategangan balik akan mengalir melalui kapasitor
E.
DIODA ZENER
Dioda Zener adalah diode
yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan
tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan
dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased)
di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan operasional, diode
biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas.
Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam
kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), diode ini akan
memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki
sifat yang hampir sama dengan diode biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja
dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener.
Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang
memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam
pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang dicatu-balik akan
menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan melewatkan arus
listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan Zener. Sebagai
contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh pada 3.2
Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga diode
Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk
menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus
besar diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai
output.
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping.
Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah
5% dan 10%.
Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche,
seperti di dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan
kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam diode silikon,
sampai dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama
dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif.
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua
koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt
menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat
diode-diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien
temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi,
koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah diode untuk 75 Volt
memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah diode 12 Volt.
Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase
operasinya ditulis dipermukaan kristal diode , biasanya dijual dinamakan diode
Zener.
F. PEMAKAIAN DIODA ZENER
Dioda Zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara
parallel dengan sebuah sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga
mencatu-balik, sebuah diode Zener akan bertingkah seperti sebuah kortsleting (hubungan singkat) saat tegangan mencapai tegangan tembus diode
tersebut. Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke sebuah angka yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sebuah diode Zener juga digunakan seperti ini sebagai regulator tegangan shunt (shunt
berarti sambungan parallel, dan regulator tegangan sebagai sebuah kelas sirkuit yang memberikan sumber tegangan tetap.
G.
KHARAKTERISTIK DIODA ZENER
(a)
Karakteristik I – V
dioda zener
(b)
Dalam keadaan operasi,
dioda zener dapat dilalui arus mulai dari 0,1 Iz sampai dengan Iz
(batas maksimum arus yang diperkenankan). Daya maksimum yang
diperbolehkan : Pz = Vz Iz
0 komentar:
Posting Komentar